Kisah nyata temen saya ini, dia bercerita kurang
lebih seperti yg salah tulis ini, mengenai nama dan tempat saya ganti...
PERLU DIPERHATIKAN!!!
Isi cerita sedikit mengandung unsur 18+, jadi disarankan
untuk yg masih dibawah umur dilarang membaca kisah ini.
......
Perkenalkan nama saya Melati umur 24 tahun, sudah
menikah, tinggal di salahsatu kota besar
di Indonesia. Disini saya akan berbagi cerita tentang pengalaman pribadi hidup
saya yang sangat membuat saya jera dan membuat saya ketakutan agar tidak
mengulanginya lagi.
Cerita ini dimulai saat saya berumur 16 tahun, waktu
dulu saya itu orangnnya sangat pendiam dan taat pada agama, namun setelah saya
mengenal dengan yg namanya pacaran, semuanya berubah. Jujur ini memang bisa
dikatakan sebuah aib bagi saya, tetapi apa salahnya jika hal ini bermanfaat buat kita semua.
Suatu ketika, saat saya menginjak bangku SMA saya
berkenalan dengan pria yang bernama Jaya, kebetulan kita itu satu kelas, lebih
tepatnya kelas 10 IPA 1. Hingga suatu hari, si Jaya menembak saya, dan mengajak
saya pacaran, Namun saya tolak dengan alasan ingin fokus sekolah, tetapi si
Jaya masih tetap saja ingin mengajak saya pacaran, dari cara dia menembak saya
di depan kelas bahkan saat upacara hari
senin, karena saya lelah dan ada rasa
senang juga akhirnya saya memilih untuk menerimanya.
Sebulan berlalu, pacaran yg kita jalani amatlah
menyenangkan dan betul saja acaran itu indah banget, dari ngerjain tugas bareng
ataupun saat jalan bareng, disitu ada moment tersendiri yaitu wanita perlu
kasih sayang, namun siapa sangka mungkin waktu itu saya masih labil, hingga
suatu hari ada hal yang tak terduga terjadi, Jaya yg dulu saya kenal orangnya
baik, akhirrnya kelihatan kalo dia memang pria brengsek. Tepat hari minggu jam 8 pagi, biasanya saya sering
main kerumah Jaya, untuk melukis bareng, kebetulan hobi kita sama yaitu
melukis. Si jaya menjemput saya dengan motor ninjanya, dia berdiri didepan
gerbang sambil melambaikan tangannya ke arah saya, sebelum saya pergi saya
tidak lupa berpamitan dengan Orang tua, minta ijin untuk mengerjakan tugas,
sayangnya saat itu saya berbohong. Dan kita sudah berangkat hingga sesampainya
dirumah Jaya, saya rada heran kenapa rumahnya sepi, tak seperti biasanya yang
selalu ramai, si bibi juga yang biasanya menyiram tanaman tidak keliatan batang
hidungnya. Awalnya saya takut untuk masuk, tapi karena waktu itu saya percaya
kalau si Jaya orangnya baik-baik, akhirnya saya buang rasa takut itu...
Rumah Jaya memang besar, kalau dibandingkan dengan
hotel tidak kalah saing, kebetulan karena orang tua Jaya adalah orang yg
mempunyai perusahaan Air minum yg sukses di kota itu. Kita pun masuk, dan saya
menunggu di ruang tamu sembari si Jaya mengambilkan minuman, sebelumnya ibu
saya sms, bilang kalo dia kangen sama saya, kebetulan ibu saya baru pulang dari
tempat kerjanya di luar kota, beliau mengatakan rindu karena sebulan tidak
pernah bertemu. Tapi saya bilang kalau saya lagi sibuk! akhirnya si Jaya pun
datang dengan membawa Juz jeruk kesukaan saya,
berhubung waktu itu saya haus, saya langsung meminumnya. kurang lebih 3
menit kemudian entah kenapa kepala saya langsung pusing, dan langsung jatuh
pingsan, terakhir yg saya ingat waktu itu si Jaya merebahkan tubuh saya di ranjang
kamarrya, dan membuka baju saya hingga saya telanjang bulat, waktu itu saya
tidak bisa melakukan ataupun memberontak ketika si Jaya melakukan hal itu,
dalam hati saya berpikir bahwa si Jaya sudah mengatur ini semua dari awal, dari
memaksa saya untuk ke rumahnya, padahal hari itu saya menunggu ibu saya pulang,
lalu kesempatan saat rumah lagi sepi, karena penghuni rumah lagi liburan ke
Jogja dan parahnya ia sengaja memberi obat tidur pada Juz tadi, saya pasrah karena
saya tidak bisa apa-apa, ketika si Jaya memulai aksi bejatnya saya melolong
kesakitan hingga saya tidak sadarkan diri, hingga saat saya sadar, saya merasa
kesakitan pada area kewanitaan saya. Dan saya kaget mengetahui bahwa selaput
darah saya pecah, saya menangis mengetahui keperawanan saya hilang. Saya sangat
menyesal demi Allah karena saya sudah
mengenal dengan yg namanya pacaran, saya terus menangis dengan sebuah selimut
yang menutupi tubuh molek saya, lalu sebuah tangan pun membelai rambut saya dan
suara lembut menggetarkan hati saya “tenang sayang, saya akan bertanggung
jawab” ya rupanya itu adalah si Jaya, pria bengsek yang telah merenggut
keperawanan saya. Saya masih tidak menyangka kenapa hal ini bisa terjadi, disaat
itu rasanya saya pengen mati, berfikir bagaimana kalau keluarga saya tahu kalau
keperawanan saya hilang? Dan bahkan tahu kalau saya hamil?? Sungguh saya sangat
menyesal sekali lagi sudah mengenal dengan yg namanya pacaran.